Senin, 25 Maret 2013

KALAPATI

PUJA KALAPATI

“Iki puja kalapati, nga, kramaning wang pasalin panji, apa guntingan, atatah syungkala until, gantya prawertti wilasaning anadi janma masajati, prasida sujana sujati, mari ya awaking kala bhuta pisaca raksasa sasaman ika, apan wus pinutung syungira, untunira, mari ya mawisa cemer. Ginutung tungtunging romanira, mari ya letuh ning çariranira, apan duking wawu metu saking guagarbha nguni kita karaketan dening camah, mala mwang letuhing bhaga-wasaning babu nguni, ndan tuntutan dening panca-mahabhuta mwang sarwa kala rumaketing raga çarira nguni, yata maweh mala sumaputing raga çariranta, manadipwaya kala bhuta pisaca raksasa danawa wil yaksa detya dhanuja kinabehan, abhirawa swabhawanta angker, kagirin girin, mur ikang sarwa dewa awering kabeh agila-gila tumoni kita, luluh kasaputan dening mala amurtti hyang kalapati, reppwa sira mareki hyang bapa hyang ibu nguni, tapwan kapanggih pwa sira, apan dahating suksmacintya pangadeganira tan kawasa tinon dening akak kasaputan mala mwang camah, campur letuh, tuhu yan kari ya pengawaking kala bhuta pisaca, yata marmaning tan kapangguha jati pangadengira hyang bapa ibu nguni yan sangkan paranta anadijanma. 
Ica sang hyang paramecwara sadgana lawan bhatari munggwing padmasana manimaya, tumo wilasaning janma manusa ring mrcapada, tut kalawan sarwa kala bhuta pisaca raksasa, matangnyan inugrahanira tang puja kalapati, ngaran saparikramaning wang apasalin panji, nga, pasalin pandiryaning raga çarira, yogya tinut dening manusa loka kinabehan, marganira amanggih kamanusajatyan suksma jati, ri samangke mwang wekasan, rumaketa ikang sarwa dewa, maka widining raga çariranira, tan doh hyang pitara kamimitanira nguni, nahan parikramanya

Terjemahan bebasnya :
Inilah yang disebut Puja Kalapati, cara orang berubah status (tingkat), seperti upacara potong rambut (mepetik), potong gigi (taring dan gigi seri), berubah status menjadi manusia sejati, menjadi manusia yang baik, berhenti berjasad bhuta kala pisaca raksasa atau lainnya sebab sudah dipotong taringnya, giginya tidak lagi berbisa kotor.
Digunting ujung rambutnya, tidak lagilah kotor tubuhnya, sebab sejak dilahirkan dari rahim (ibu) dahulu, kamu dilekati oleh kekotoran rahim ibu dahulu, maka diikutilah oleh pancamahabhuta serta kala yang melekat pada tubuhmu, itulah yang memberikan kekotoran pada diri dan pribadimu, menjadilah dia kala bhuta pisaca raksasa dhanawa, wil, yaksa, danuja semuanya hebat wujudnya menakutkan, menakut-nakuti, pergilah semua Dewa- Dewa, geli melihatmu, lebur diliputi kekotoran dari wujud Hyang Kalapati.
Ingin pulalah kamu mencari (mendekati) Ibu dan Bapakmu dahulu, tidak akan diketemukan olehmu, oleh karena sangat suci wujud Beliau, tidak bisa dilihat oleh orang yang diliputi oleh kekotoran, campur maupun camah, bila kamu masih berbadan kala bhuta pisaca, itulah sungguh yang menyebabkan tidak bisa bertemu dengan wujud sesungguhnya dari Bapak Ibumu dahulu yang menciptakan yang merupakan asal dan tujuanmu menjadi manusia. Kasihanlah Sanghyang Parameswara bersama Bhatari yang bertahta di atas Padmasana permata yang tidak kelihatan, melihat tingkah laku manusia di dunia diikuti oleh kala bhuta pisaca raksasa, sebab itu dianugerahkanlah oleh beliau puja kalapati namanya yang merupakan petunjuk bagi orang yang berganti kehidupan (misalnya perubahan status dari anak-anak jadi dewasa, dari bujangan menjadi orang berumah tangga dan sebagainya), perubahan pribadi, patutlah diikuti oleh manusia sekalian, agar bisa menjumpai hakekat sebagai manusia sejati, batin yang sejati, pada hidup sekarang dan kemudian (kelak), dicintai dan didekati oleh para Dewa sebagai Widhinya dari diri pribadi kita, tidak pula jauh para pitara leluhurnya dahulu demikianlah halnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar