PUJA KALAPATI
“Iki puja kalapati, nga, kramaning
wang pasalin panji, apa guntingan, atatah syungkala until, gantya prawertti
wilasaning anadi janma masajati, prasida sujana sujati, mari ya awaking kala
bhuta pisaca raksasa sasaman ika, apan wus pinutung syungira, untunira, mari ya
mawisa cemer. Ginutung tungtunging romanira, mari ya letuh ning çariranira,
apan duking wawu metu saking guagarbha nguni kita karaketan dening camah, mala
mwang letuhing bhaga-wasaning babu nguni, ndan tuntutan dening panca-mahabhuta
mwang sarwa kala rumaketing raga çarira nguni, yata maweh mala sumaputing raga
çariranta, manadipwaya kala bhuta pisaca raksasa danawa wil yaksa detya dhanuja
kinabehan, abhirawa swabhawanta angker, kagirin girin, mur ikang sarwa dewa
awering kabeh agila-gila tumoni kita, luluh kasaputan dening mala amurtti hyang
kalapati, reppwa sira mareki hyang bapa hyang ibu nguni, tapwan kapanggih pwa
sira, apan dahating suksmacintya pangadeganira tan kawasa tinon dening akak
kasaputan mala mwang camah, campur letuh, tuhu yan kari ya pengawaking kala
bhuta pisaca, yata marmaning tan kapangguha jati pangadengira hyang bapa ibu
nguni yan sangkan paranta anadijanma.
Ica sang hyang paramecwara sadgana
lawan bhatari munggwing padmasana manimaya, tumo wilasaning janma manusa ring
mrcapada, tut kalawan sarwa kala bhuta pisaca raksasa, matangnyan inugrahanira tang
puja kalapati, ngaran saparikramaning wang apasalin panji, nga, pasalin
pandiryaning raga çarira, yogya tinut dening manusa loka kinabehan, marganira
amanggih kamanusajatyan suksma jati, ri samangke mwang wekasan, rumaketa ikang
sarwa dewa, maka widining raga çariranira, tan doh hyang pitara kamimitanira
nguni, nahan parikramanya
Terjemahan bebasnya :
Inilah yang disebut Puja Kalapati, cara
orang berubah status (tingkat), seperti upacara potong rambut (mepetik), potong
gigi (taring dan gigi seri), berubah status menjadi manusia sejati, menjadi
manusia yang baik, berhenti berjasad bhuta kala pisaca raksasa atau lainnya
sebab sudah dipotong taringnya, giginya tidak lagi berbisa kotor.
Digunting ujung rambutnya, tidak lagilah
kotor tubuhnya, sebab sejak dilahirkan dari rahim (ibu) dahulu, kamu dilekati
oleh kekotoran rahim ibu dahulu, maka diikutilah oleh pancamahabhuta serta kala
yang melekat pada tubuhmu, itulah yang memberikan kekotoran pada diri dan
pribadimu, menjadilah dia kala bhuta pisaca raksasa dhanawa, wil, yaksa, danuja
semuanya hebat wujudnya menakutkan, menakut-nakuti, pergilah semua Dewa- Dewa,
geli melihatmu, lebur diliputi kekotoran dari wujud Hyang Kalapati.
Ingin pulalah kamu mencari (mendekati)
Ibu dan Bapakmu dahulu, tidak akan diketemukan olehmu, oleh karena sangat suci
wujud Beliau, tidak bisa dilihat oleh orang yang diliputi oleh kekotoran,
campur maupun camah, bila kamu masih berbadan kala bhuta pisaca, itulah sungguh
yang menyebabkan tidak bisa bertemu dengan wujud sesungguhnya dari Bapak Ibumu
dahulu yang menciptakan yang merupakan asal dan tujuanmu menjadi manusia.
Kasihanlah Sanghyang Parameswara bersama Bhatari yang bertahta di atas
Padmasana permata yang tidak kelihatan, melihat tingkah laku manusia di dunia
diikuti oleh kala bhuta pisaca raksasa, sebab itu dianugerahkanlah oleh beliau
puja kalapati namanya yang merupakan petunjuk bagi orang yang berganti
kehidupan (misalnya perubahan status dari anak-anak jadi dewasa, dari bujangan
menjadi orang berumah tangga dan sebagainya), perubahan pribadi, patutlah
diikuti oleh manusia sekalian, agar bisa menjumpai hakekat sebagai manusia
sejati, batin yang sejati, pada hidup sekarang dan kemudian (kelak), dicintai
dan didekati oleh para Dewa sebagai Widhinya dari diri pribadi kita, tidak pula
jauh para pitara leluhurnya dahulu demikianlah halnya.