Senin, 21 Mei 2012

Dhruvatirtha - Cerita Cermin Diri

Banyak cerita yang diangkat dari Mahabharata, Pancatantra, Purana, bahkan dari Hita Upadesa; yang memang menarik dan memberikan kita semangat yang positif dalam berbuat yang SUSILA dalam kehidupan ini. Termasuk dalam cerita di bawah ini.
Di suatu masa, ada seorang Resi yang sedang berkelana, lalu sampailah ke suatu tempat suci bernama Dhruvatirtha. Dalam perjalanan tersebut, sang Resi melihat banyak kejadian, ada yang sedang bersenda gurau, ada yang main petak umpet dan ada yang sedang berlari-larian, dan semuanya kelihatan sedang bahagia. Bahkan ada yang sedang mengirimkan berkah kepada keluarganya di marcapada. Tapi yang menarik perhatiannya adalah seseorang yang bernama Agasti. Dia kelihatan begitu kurus, tidak terawat, serta berpenyakitan. 

Ternyata, Agasti itu sebenarnya telah meninggal, dan dia ada di alam Dhruwa. Tak seorang pun dari keluarganya yang memperhatikan. Maksudnya, keluarga yang masih di dunia maya atau di marcapada. Mereka sampai di Dhruvatirtha berkendaraan vimana. Yang lainnya seperti Agasti kelihatan sangat sulit dan sampai dengan bersusah payah. Mereka mengutuk keturunan mereka di marcapada, karena siksaan yang mereka terima di neraka. Mereka menderita hanya karena keturunannya melupakan mereka.

Agasti mengatakan kepada sang Resi bahwa upacara pemakaman / pengabenan yang dilakukan dengan benar dan dengan bhakti yang tulus akan membawa punia kepada mereka yang melakukannya. Hal itu juga akan membantu leluhur / pitara untuk siapa upacara sraddha itu dilakukan. Tanpa adanya upacara penguburan / pengabenan, para pitara akan menderita. Mereka juga akan menderita kalau upacara sraddha dilakukan dengan salah atau tanpa bhakti yang tulus. Di dalam hal seperti itu, hantu dan ular sajalah yang berhak atas persembahan yang dilakukan dan para pitara tidak memperoleh apa-apa. Para pitara yang kelihatan kurus dan berpenyakitan ini tidaklah dihormati dengan upacara pemakaman yang layak. Pitara yang demikian akan tetap menanti suatu saat akan terlahir di antara keturunannya, yang akan memberinya suatu upacara sraddha yang baik.

Agasti juga mengaku bahwa dia adalah leluhurnya Prabhavati. Sang Resi menceriterakan kembali apa yang dia dengar kepada Prabu Chandrasena dan permaisurinya. Prabhavati dan putrinya, Virupakanidhi dikirim paksa ke Dhruvatirtha dan disuruh melakukan upacara sraddha. Setelah dilakukan upacara sraddha, penampilan Agasti dengan seketika berubah. Sebuah vimana (kereta terbang) datang menjemput dan membawa Agasti ke swarga loka (sorga).

Tidak ada komentar: