BANTEN CANANG SARI/CANANG BURATWANGI LENGA WANGI (UTAMA)
Canang Sari Wadah Ceper ini biasanya dihaturkan pada waktu
Purnama Tilem.
Yaitu ketika menghaturkan "Daksina" di pelinggih
tertentu. Atau ketika menghaturkan banten gebogan di pura-pura pada saat
piodalan. Canang Sari ini adalah simbol Tri Sarira di tubuh manusia yaitu : Angga
Sarira (tubuh fisik / badan kasar) diwakili oleh ceper dan raka-rakanya.
Kemudian Suksma Sarira (badan halus, badan astral, roh, arwah) diwakili oleh
duras yang berbentuk bundar. Sebagai simbol cakra-cakra dibadan halus.
Cakra-cakra inilah yang dilalui oleh Kundalini (kekuatan Sidhi/sakti) untuk
membangkitkan unit-unit kesadaran manusia. Selanjutnya adalah Antah Karana Sarira (badan
penyebab, Atman) yang diwakili oleh susunan bunga-bunga yang berbau harum dan
kembang rampe.
Jadi kesimpulannya Canang Sari mewakili ketiga lapis badan
manusia, untuk dipersembahkan kehadapan-Nya (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). Canang
Sari ini beralaskan ceper (segi empat). Jika canang ini dihaturkan bersamaan
atau menimpali gebogan maka dia diisi dengan uang sebagai dana punia, jumlahnya
terserah para pemedek.
Bahan-bahan Canang Sari Wadah Ceper terdiri dari:
- Janur untuk Duras banten dan
tapak dara
- Semat/biting.
- Ceper
- Bunga-bunga yang harum
- Kembang rampe
- Boreh miik (boreh/bubuk wangi)
- Lengis miik (minyak wangi)
- Pisang, tebu, jaja gegiping
- Porosan
Cara Menatanya:
Sama seperti canang raka, hanya saja masing-masing
celemiknya diisi boreh miik satu, lengis miik satu, kemudian disusuni Duras
Bunter. Di atas Duras bunter disusun bunga-bunga yang harum dan paling atas
kembang rampe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar