BANTEN TIPAT SODAN
Tipat Sodan adalah banten sodan yang ditambah dengan kelanan.
Jika banten tipat sodan tersebut ditaruh wadah dulang atau nampan, maka ia
diisi nasi sodan dan rasmen wadah ceper. Jika tipat sodan tersebut wadah tamas
maka nasi kojong daun dan rasmennya rasmen kojong. Banten tipat sodan ini
biasanya untuk keperluan nunas tirta di Pura-Pura Kahyangan Tiga, di
Taman-taman Beji, dalam rangkaian upacara Panca Yadnya. Jadi banten tipat sodan
adalah banten tipat kelanan dan banten sodan yang digabung.
Banten tipat sodan inipun sering pula dipergunakan sebagai
banten punjung. Misalnya tetangga sebelah menyelenggarakan hajatan perkawinan,
potong gigi, dan upacara nyambutin maka yang punya hajat memunjung pada
tatangga-tetangganya, sebagai toleransi dan mohon restu dari almarhumah agar
beliau-beliau itu turut hadir menyaksikan jalannya upacara. Serta mohon
perlindungan secara niskala.
Untuk tangkil ke Pura-Pura yang jauh juga bisa membawa tipat
sodan. Disamping sebagai bakal dalam perjalanan pulang menuju rumah
masing-masing. Nah paridan tipat itulah biasanya dimakan beramai-ramai.
Tipat sodan dimaknai dengan kepanjangan sebagai berikut Kerti Pata Sodu
Pana. Kerti artinya "Nama yang harum", Pata artinya titik
atau pusat, ditengah-tengah alias asal, Sodu berarti baik, bagus,
sempurna, atau halal. Dana maksudnya adalah harta, kekayaan, rejeki atau
uang.
Jadi arti harfiah dari banten Tipat Sodan tersebut adalah "Kerti
Pata" disingkat "Tipat"', "Sodu Dana"
disingkat "Sodan". Makna keseluruhannya berarti "Nama
yang harum (kemasyu ran) berasal dari rejeki yang halal". Pertanda
Banten Tipat Sodan tersebut adalah seolah-olah mengandung pesan bahwa banten
itu dipersembahkan dari hasil keringat sendiri, atau pemberian orang secara
tulus ikias. Bukan dari mencuri atau hasil menipu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar