BANTEN TAMPELAN PUNJUNG DAN BANTEN PUNJUNG
Tampelan punjung dan banten punjung dipergunakan untuk sesaji
roh atau arwah para leluhur, baik itu sanaksaudara, bapak/ibu/ kakek/nenek yang
telah meninggal (almarhum). Jika arwah para leluhur belum diaben (masih
dikubur) maka setiap hari-hari suci tertentu misalnya: galungan, kuningan,
pagerwesi, rahinan tumpek, anggar kasih dan sebagainya, maka sanak keluarga
yang ditinggalkan wajib menghaturkan sesaji di kuburannya.
Adapun sesaji tersebut biasanya berupa : Banten Sodan tingkat
nista atau canang jempani, tampelan punjung dan canang genten kembang ura.
Mengenai canang jempani atau banten sri keliki sudah dibahas pada buku edisi 1
begitu pula dengan kembang ura. Karena ukuran canang jempani atau banten sri
keliki kecil, maka jika ingin menambah bahan makanan yang sesuai kesukaan
almarhum ketika masih hidup maka diperbolehkan. Misalkan almarhum saat hidupnya
suka es cream, sate, es buah, kue bolu, McDonald dan lain sebagainya. Yang
penting dialasi daun pisang, bisa berupa takir menyonyo, takir bulakan ataupun
piring-piringan. Setelah itu diletakkan diatas tanah gundukan kuburannya.
Dihaturkan canang jempani, kembang ura dan tampelan punjung. Diperciki tirta
dan ditancapi dupa setelah itu memanggil nama almarhum untuk dipersilahkan
menikmati hidangannya.
Tampelan punjung terdiri dari :
- piring-piringan dari daun pisang
- base tampelan berjumlah ganjil (3 atau 5)
- kojong daun pisang 2 buah
- tembakau
- buah pinang dibelah 3
Cara menata:
- - di atas piring-piringan diisi kojong daun pisang 2 buah. Kedua kojong tersebut didalamnya diisi dengan tembakau
- - dibelakangnya diisi dengan base tampelan yang jumlahnya ganjil
- - selanjutnya diatasnya disusun lagi dengan buah pinang yang dibelah tiga
- - setelah itu ditutup lagi dengan piring-piringan diarasnya
Banten Punjung untuk Almarhum yang sudah diaben :
Bagi almarhum yang sudah diaben maka banten punjung tersebut
dihaturkan di bale peyadnyan yang ada di rumah. Pada umumnya banten punjung ini
sama seperti banten sodan biasa, hanya saja ditambah dengan pulu berisi beras,
tampelan punjung dan pabuan. Begitu pula jika ingin menambah makanan kesukaan
almarhum ketika masih hidup. Jadi banten punjung di rumah atau bale peyadnyan
untuk leluhur yang sudah diaben terdiri dari:
- banten sodan biasa baik itu dialasi dulang atau nampan
- pulu berisi beras
- pabuan berisi buah pinang, kapur sirih, gambir dan daun sirih
- tampelan punjung
- makanan tambahan kesukaan almarhum (ini tidak mutlak boleh diisi boleh tidak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar