MENGHIDUPKAN
DAYA MANTRA
Setelah
melaksanakan ritual dengan menghaturkan sajen atau banten sesuai
dengan yang disyaratkan, dan mantra-mantra kawisesan leak sari pun sudah
anda hafal semuanya, itu tidak berarti anda sudah menguasai ajaran leak sari
ini. Tidak otomatis anda menjadi sakti, tidak serta merta daya ilmu itu bisa
anda gunakan. Anda harus menghidupkannya terlebih dahulu, dengan jalan
melaksanakan tapa brata yoga semadhi, disuatu tempat yang dianggap
angker, wingit atau keramat. Asal jangan di kuburan, karena kuburan
adalah tempat menghidupkan ajaran leak ugig, desti, aneluh aneranjana.
Bila anda sudah
memutuskan untuk bertapa, maka pilihlah hari yang dianggap baik dan juga
wingit. Biasanya hari yang dipilih adalah malam Selasa Kliwon atau malam Jumat
Kliwon. Lamanya bisa satu malam, tiga malam, tujuh malam atau empat puluh
malam. Tergantung tekad dan niat anda.
Apa yang harus
dibawa agar kita selamat bila pergi ketempat tempat seperti itu? Tidak lain
hanyalah kemauan yang keras, hati yang
teguh, tekad yang bulat, keberanian yang tak gentar mempertahankan tujuan, dan
semangat yang tak kunjung patah, tak lekang oleh panas tak rapuh oleh hujan,
sebelum mendapatkan apa yang di inginkan, yaitu keberhasilan yang berupa
kebangkitan daya mantra.
Memang pada
langkah awal, orang yang menjalani suatu tapa, akan mengalami bermacam-macam
cobaan dan rintangan, serta beraneka ujian batin yang berat. Maka tak usah
heran, dari dulu sampai sekarang begitu banyak orang yang mempelajari leak sari,
namun hanya sedikit yang berhasil.
Biasanya setelah
anda memutuskan untuk bertapa di suatu tempat yang telah ditentukan, maka pada
suwaktu tertentu akan datang wangsit, pewisik atau wahyu.
Di
situlah roh penguasa di tempat itu akan berbicara kepada anda. Anda akan
diberitahu apa mantra dan sandi yang didapatkan dari roh itu, tergantung
keperluan dan niat anda. Untuk kebal? Untuk memdapatkan kewibawaan? Untuk
mencari jodoh? Untuk mencari kekayaan atau kekuasaan? Atau untuk menghidupkan
daya mantra yang telah anda miliki?
Apabila mantra
itu sudah didapatkan, yang tidak lain adalah merupakan kunci untuk menghubungi roh tersebut, maka saat itu juga kekuatan yang
diminta langsung berfungsi. Jadi pada waktu orang bertapa-lah, maka roh itu
akan memberikan sandi mantra yang sesung guhnya. Anda harus benar-benar
menghafal mantra itu secara terus menerus supaya tidak lupa. Dan mantra itu
tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain.
Misalnya suatu
mantra diberikan dalam bahasa Bali kuno atau bahasa kawi, tapi karena ingin
terdengar keren dan modern, maka anda menggantinya dengan bahasa Inggris. Sandi
itu bubar. Mantra menjadi tidak berfungsi. Mantra itu sifatnya paten, tidak
bisa dikurangi, tidak bisa ditambah.
Sehingga ada
orang yang belajar mantra atau ilmu tertentu dari seorang guru atau dukun sakti
sampai bertahun-tahun, sampai kepalanya botak, tidak kunjung bisa, bahkan
sampai menjadi gila.
Karena apa?
Berarti ada
bagian sandi yang tidak ditulis disitu. Atau ada sandi yang sengaja tidak
diturunkan atau tidak diberitahu oleh gurunya. Mungkin gurunya takut muridnya
kuwalat jadi ilmunya tidak diturunkan semua.
Setiap mantra
atau ilmu-ilmu lainnya ada roh penjaganya. Ini lah yang membedakan kesaktian
seorang penganut ajaran Pengiwa. Biasanya terbagi atas tiga tingkatan ilmu.
Tingkat dasar, tingkat menengah dan
tingkat tinggi.
Jadi kalau sekarang ada seorang Balian,
dukun atau paranormal yang mengaku-ngaku sakti, mengaku paranormal nomer satu,
maka cara mengujinya cukup gampang. Lihat saja pantangan ilmunya apa. Ilmu yang
rendah akan memiliki banyak pantangan, sedangkan semakin tinggi tingkat ilmunya
akan semakin sedikit pantangannya.
Karena guru
spiritual, paranormal, dukun atau balian yang benar-benar sakti mandraguna, jarang sesumbar atau
gembar-gembor di media massa. Mengapa jarang? Sederhana sajalah, tidak usah
pakai promosi dan publikasi, orang sudah berbondong-bondong mencarinya. Dari
mulut ke mulut saja orang akan mengenal kesaktiannya.
Hal yang lainnya
adalah, ilmu tingkat tinggi tidak akan mudah dikalahkan oleh hal-hal remeh. Ada
banyak tokoh leak yang saya tahu berilmu tinggi, penampilannya biasa-biasa
saja, tenang dan ramah, tapi sekali dia aneranjana orang dalam lima
menit orang itu pasti kelojotan dan Ngek! (mati). Contohnya adalah
Walunateng Dirah, wanita cantik molek, ramah dan murah senyum. Tapi begitu dia
marah kepada suaminya yang tidak mau menggendong anaknya saat paseban agung,
dia pandreng suaminya dan tidak sampai lima menit Ngek! Suaminya
langsung mati di tempat. Makanya, jangan tertipu oleh keramahan seseorang, atau
penampilan luarnya saja, apalagi orang tersebut telah “dicurigai” bisa ngeleak,
jangan jangan anda sendiri nanti bisa di Ngek! Iiiihhhhh - takuuuutttt. Karena keramahan itu
biasanya dipakai jalaran agar dapat selalu dekat dengan calon korbannya,
sehingga sewaktu-waktu bisa dengan mudah dicelakai.
Sebagaimana
paranormal, dukun atau balian memiliki tingkatan ilmu, maka kekuatan mantra juga
memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Sekarang di
mana letak perbedaan tingkat-tingkat mantra ini?
Rahasianya
terdapat pada jabatan roh pemberi sandinya. Roh pemberi mantranya.
Kalau roh yang memberi sandi itu
kepada anda langsung dari roh yang berpangkat jendral, maka kesaktiannya akan
melebihi yang lain. Tapi kalau yang memberi sandi itu hanya roh setingkat
kopral, maka kesaktian yang anda dapatkan hanyalah sekelas kopral. Dengan roh
bertingkat letnan saja kesaktiannya sudah kalah, sandinya sudah tidak berlaku.
Karena di dalam
kerajaan roh pengiwa dikenal pangkat-pangkat. Yang tertinggi tentu saja Sang
Maha Kala, dan ia memiliki jendral-jendral sampai ke tingkat yang terendah
seperti danyang-danyang, penunggu-penunggu. Makanya orang yang bertapa di
gunung Agung pasti berbeda kwalitas kesaktiannya dari mereka yang bertapa di
pinggir kali, misalnya.
Dulu ketika saya masih berguru, masih belajar ilmu dan
ngelmu. Saya mendapat pengetahuan tentang tenaga dalam dan mantra ala
kebatinan. Para guru saya mengajarkan bahwa di dalam diri manusia ada kekuatan.
Katanya kekuatan itu ada pada manusia sejak lahir. Alamiah. Dan sumber
kekuatannya ada lima senti dibawah pusar. Ingat, bukan kemaluan! Juga di tulang
ekor. Kalau energi ini sampai terputus, akan ada pusara. Artinya mati.
Beliau juga dulu mengajarkan bahwa di alam semesta ada energi
positif dan energi negatif. Yaitu kekuatan Dewa dan kekuatan Pengiwa. “Bila
engkau menyatu dengan alam, disitulah kekuatan akan timbul”. Demikian ia
memberi wejangan. Dilanjutkan lagi: “Kekuatan itu mengalir seperti listrik, dan
kekuatan itu menyatu di dalam dirimu dan disitulah rahasia kesaktian akan kamu dapatkan”.
Setelah guru
menganggap saya sudah menguasai teori kebatinan ini, barulah saya diajarkan
mantranya supaya saya dapat memakainya. Apalagi waktu itu mereka mendapat
wangsit bahwa saya ditunjuk sebagai pewaris tunggal ilmu mereka. Jadi lebih
mudah tetapi tetap tidak boleh dianggap enteng.
Tapi herannya zaman sekarang, orang
belajar ilmu dan mantra seperti masuk kursus mengemudi saja. Pakai brosur dan
iklan dan dijamin tiga bulan langsung bisa dan siapapun diterima tanpa seleksi.
Tanpa teori-teorian. Pokoknya bayar uang dimuka, mantra diajarkan dan
dimasukkan ke dalam tubuh. Selesai. Prinsipnya. Bisa ya sukur, tidak bisa ya
sudah.
Ilmu pengiwa
tidak bisa diobral seperti itu, apalagi yang namanya Pengiwa Sampurna. Dia
harus digali dihidupkan lewat tapa brata
dan yoga semadhi. Mungkin ada saja dukun atau balian yang dapat
menciptakan pengiwa siap saji atau siap pakai, tapi biasanya ilmu yang seperti
itu berkwalitas rendah. Tidak bisa diandalkan.
Pesan saya ilmu ini adalah ilmu
keramat, jangan pernah anda mempelajarinya karena iseng atau ingin coba-coba
saja. Akibatnya bisa gawat. Bacalah dengan seksama, setelah anda pahami apa
yang tersurat dan tersirat di dalamnya, barulah anda mempraktekkannya. Semoga
berhasil.
2 komentar:
permisi, jika ingin mencari pusaka atau mustika berkhodam dan bertuah dasyat silahkan klik disini www.mustikapengasih.blogspot.com pin BB 2B2779DF terimakasih
om suasti astu.. bisa ajrkan saya ilmu kewibawaan. jika berkenan, tolong di balas.
Posting Komentar