Selasa, 10 Juli 2012

Teori

Landasan Teori
Teori sesungguhnya selalu hadir dalam proses penelitian. Kadang–kadang penelitian untuk mengetes teori; pada saat yang lain hipotesis penelitian berasal dari teori; hampir selalu analisis akan sangat mantap apabila temuan–temuan diintepretasi berdasarkan teori yang ada (Chadwick et.al, 1991:20).
Teori adalah struktur yang dihasilkan oleh proposisi yang mengandung  sifat abstraksi dan idealisasi yang disusun menjadi suatu sistem deduksi logis atau rangkaian sebab-akibat. Oleh karena itu, timbul  dua arus konsekuensi, pertama teori dapat menjelaskan generalisasi yang sudah diketahui dan kedua teori dapat meramalkan generalisasi yang belum diketahui (Wallace,1990:48).

Clifford Geertz (1973:26-28) dalam bukunya The Interpretation of Cultures, Selected Essay  menyatakan pandangannya tentang bagaimana teori berfungsi di dalam ilmu interpretatif menyarankan bahwa distingsi yang relatif dalam kasus mana pun, yang tampak dalam ilmu-ilmu eksperimental atau observasional, antara “lukisan” (description)  dan “penjelasan” (explanation) di sini  tampak sebagai distingsi, bahkan lebih relatif antara “penulisan” (inscription), “lukisan mendalam dan spesifikasi” (diagnosis), yaitu antara menuliskan makna tindakan-tindakan sosial, khusus para pelaku yang tindakan-tindakannya ditulis, dan menyatakan, se-eksplesit yang dapat diusahakan, apa yang kemudian diperlihatkan pengetahuan itu tentang masyarakat tempat hal itu ditemukan, dan lebih dari itu, tentang kehidupan sosial apa adanya. Lebih lanjut dikatakan, teori menjadi tempat tergantungnya secara konsepsional penafsiran itu.

Sumber: Buku Persepsi Umat Hindu di Bali Terhadap Svarga, Naraka, dan Mokûa Dalam Svargarohaóaparva: Perspektif Kajian Budaya; Dr. I Made Titib, Ph.D; 2006 

Tidak ada komentar: