TANGGAL DAN PANGÊLONG
Tanggal
(úuklapakûa atau tengah bulan terang) dihitung mulai terbitnya bulan (sehari
setelah bulan mati/tilêm) yaitu tanggal 1 (pratipàda úukla) sampai bulan
Pùróamà tanggal 15 (pañcadaúi úukla).
Perhitungan
tanggal/pangêlong dan Pùróamà/tilêm tidak selalu sampai 15 hari, tetapi
kadang-kadang hanya 14 hari saja , karena ada pangàlàntaka (perhitungan
pemusnahan waktu). Lazim pula disebut pangaliban Pùróamà-tilêm atau juga
disebut pangunaratrian. Dengan adanya pangàlàn taka ini berarti ada pemusnahan
atau pengurangan tanggal atau pangêlong antara tanggal/pangêlong 1 s/d 15 sehingga tanggal 15 (Pùróamà) atau
pangêlong 15 (tilêm) sudah terjadi dalam jangka waktu 14 hari saja, sehingga
umur satu úaúih/bulan bisa 30 hari tetapi bisa juga 29 hari.
Seharusnya
sistem perhitungan pangàlàntaka disesuaikan lagi atau dikaji ulang setiap
seratus tahun yaitu setelah Karya Agung Ekàdaúa Rudra di Pura Bêsakih. Karena
pada Karya Agung Ekàdaúa Rudra úaúih Caitra 1900 Úaka (Maret 1979) belum
diadakan pengkajian ulang tersebut, maka pada 25 Juli 1998 di Pura Agung
Bêsakih ditetapkan oleh Paruman Sulinggih (Pendeta) berlakunya sistem
pangàlàntaka Eka Sungsang ke Paing (menggantikan pangàlàntaka Eka Sungsang ke
Pon) sampai pelaksanaan Karya Agung Baligya Marêbu Bhumi pada Tilêm Caitra
tahun 2000 Úaka (tahun 2079 Masehi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar